Selasa, 02 Desember 2008

CRM di Beijing Telecom

Konsumen di China sudah muak dengan ketidaknyamanan dalam penggunaan media telekomunikasi.

Mereka mengeluh mengenai lamanya waktu panggilan, rumitnya proses pengadaan servis dan lamanya waktu tunggu di bagian pelayanan konsumen

Tantangan lain muncul dari akan adanya pesaing asing yang dipekirakan akan mulai memasuki pasar telekomunikasi di Cina dalam kurun waktu 3 tahun mendatang

Hal tersebut mengisyratkan bahwa Beijing Telecom hanya mempunyai waktu kurang dari 3 tahun untuk membenahi diri, yaitu melakukan strategi pasar dan penjualan yang baik, melakukan standar servis dan operasional, dan membangun semua infrstruktur yang diperlukan untuk mendukung hal-hal tersebut.

Dengan bantuan dari Accenture, Beijing Telecom menerapkan Sistem Siebel.

Sistem Siebel tersebut digunakan untuk mempermudah semua manajemen servis konsumen, mempersingkat pelayanan konsumen, dan juga digunakan dalam manajemen penjualan

Dalam 8 bulan, Beijing Telecom meluncurkan suatu program pelayanan konsumen terpadu yang menyatukan pelayanan, pembayaran, dan pengoperasian secara cepat dan tepat

Beijing Telecom dengan cepat menjadi salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang ternama dan mengalami perkembangan secara cepat karena memiliki kelebihan dalam pelayanan konsumen yang sangat memuaskan

Executive Information System

Disingkat dengan EIS. Mengirimkan, menganalisis, dan menyajikan informasi pada station kerja para pengambil keputusan yang memberikan gambaran jelas kepadanya mengenai standar penting serta kejadian-kejadian, sebelum terlambat menanganinya. Data khususnya gambaran pasar, informasi keuangan, dan statistik industri, dikumpulkan dari sistem pemrosesan bisnis on-line milik perusahaan dan organisasi pihak ketiga.

Executive Information System (EIS)merupakan salah satu sistem penting dalam mendukung perkembangan suatu
perusahaan. EIS ini merupakan integrasi antara Management Information System
dengan Decision Support System yang membantu pihak eksekutif mendapatkan
informasi dan mampu untuk mengidentifikasikan dasar suatu masalah dalam
perusahaan.

Sebagai implementasinya, aplikasi ini dibangun berbasiskan komputer
dalam bentuk interface berupa form yang menggunakan Borland Delphi 7.0
database yang menggunakan Microsoft SQL Server 2000.

Hasil yang diperoleh dari sistem ini adalah: informasi yang diberikan
kepada pihak ekesekutif merupakan informasi yang berhubungan dengan
informasi keuangan bank. Analisa yang dibuat mencakup perhitungan neraca, rugi
laba, cost of money, posisi penghimpun dan pengguna dana, rasio. Metode
penyampaian informasi keuangan dengan memberikan summary dan dengan
menggunakan grafik dan pie

Barcode

Barcode adalah garis-garis hitam yang dibuat menurut kode tertentu, umumnya digunakan sebagai identifikasi terhadap suatu objek atau barang

Barcode disebut juga sebagai Kode Batang. Sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu (biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku). Kode berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandungi satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode tersebut akan dibaca oleh alat pengimbas (Barcode reader) yang akan menterjemahkan kode ini kepada data/informasi yang mempunyai arti. Di supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan transaksi oleh customer.

Tidak ada satu standard dari kode batang ini, malahan terdapat bermacam-macam standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code (UPC) diatur oleh Uniform Code Council, sebuah organisasi industri, yang menyediakan suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko retail. Joe Woodland, merupakan penemu sistem barcode ini.